Sebentar lagi tahun baru 2016 akan menyapa kita, tentunya dengan sapaan yang berbeda-beda. Tahun baru barangkali menjadi salah satu momen yang dinanti-nanti, baik bagi mereka yang sekedar menikmati indahnya cuti dengan rutinitas pekerjaan yang statis, maupun bagi mereka yang memang tak punya kerjaan.
Ya, inilah tahun baru, yang katanya momentum pembaharuan untuk semua kalangan tanpa memandang ras, agama, suku, strata sosial, apalagi jenis kelamin. Ini momentum milik kita bersama, begitu kata mereka.
Meski demikian, saya akan mencoba bersikap moderat tanpa skeptisisme berlebihan untuk kemudian melihat tahun baru sebagai "tahun baru" saja, tanpa adanya doktrin keagamaan maupun persiapan ekstra seolah menyambut hari kelahiran nabi, ataupun melihat tahun baru sebagai waktunya hura hara terbawa euforia hingga akhirnya mengganti "pasangan" baru. #ehh
"Tidak demikian", ya tidak demikian. Ini kata hati saya loh, bukan semata-mata isi kepala yang terimplementasi lewati jari jemari yang dengan anggunnya merangkai kata kata macam itu.
Oke, jadi apa sebaiknya yang harus kita lakukan dalam menyambut momentum tahun baru ini?
RESOLUSI.
Ya, resolusi adalah bentuk muhasabah tahun baru yang paling pas kita lakukan. Seperti apa kegagalan pencapaian kita di tahun sebelumnya, apa faktor yang menjadi kendala nya, dan bagaimana strategi yang akan kita lakukan untuk mencapai target-target kita di tahun 2016 nanti.
Karena ini tahun baru, mau bagaimana pun tingkatan pro-kontra terkait dengan perayaan tahun baru, toh momen ini tetap akan berlangsung meriah, kembang api tetap bercahaya di seantero langit nusantara dan terompet pun kian menggema menyambut sebuah pembaharuan. Apakah kita tidak malu jika kalah bercahaya dengan kilauan kembang api tersebut? Itu plihan kita masing-masing!
Ah, intinya buatlah sebuah resolusi yang akan menjadikan kita sebagai pribadi yang elegan nan bersahaja terlebih dalam menghadapi era kehidupan di 2016 yang mungkin akan lebih ganas. lebih bringas, dan lebih nyeleneh daripada tahun sebelumnya.
So, buatlah resolusi kehidupan kita masing-masing tanpa harus terkontaminasi oleh berbagai macam pro kontra yang ada. Karena hidup kita di tahun mendatang adalah hasil dari resolusi kita saat ini.
Selamat tahun baru (Monggo dibaca ucapan tahun baru 2016 nya ya....)
Ya, inilah tahun baru, yang katanya momentum pembaharuan untuk semua kalangan tanpa memandang ras, agama, suku, strata sosial, apalagi jenis kelamin. Ini momentum milik kita bersama, begitu kata mereka.
Meski demikian, saya akan mencoba bersikap moderat tanpa skeptisisme berlebihan untuk kemudian melihat tahun baru sebagai "tahun baru" saja, tanpa adanya doktrin keagamaan maupun persiapan ekstra seolah menyambut hari kelahiran nabi, ataupun melihat tahun baru sebagai waktunya hura hara terbawa euforia hingga akhirnya mengganti "pasangan" baru. #ehh
"Tidak demikian", ya tidak demikian. Ini kata hati saya loh, bukan semata-mata isi kepala yang terimplementasi lewati jari jemari yang dengan anggunnya merangkai kata kata macam itu.
Oke, jadi apa sebaiknya yang harus kita lakukan dalam menyambut momentum tahun baru ini?
RESOLUSI.
Ya, resolusi adalah bentuk muhasabah tahun baru yang paling pas kita lakukan. Seperti apa kegagalan pencapaian kita di tahun sebelumnya, apa faktor yang menjadi kendala nya, dan bagaimana strategi yang akan kita lakukan untuk mencapai target-target kita di tahun 2016 nanti.
Ah, intinya buatlah sebuah resolusi yang akan menjadikan kita sebagai pribadi yang elegan nan bersahaja terlebih dalam menghadapi era kehidupan di 2016 yang mungkin akan lebih ganas. lebih bringas, dan lebih nyeleneh daripada tahun sebelumnya.
So, buatlah resolusi kehidupan kita masing-masing tanpa harus terkontaminasi oleh berbagai macam pro kontra yang ada. Karena hidup kita di tahun mendatang adalah hasil dari resolusi kita saat ini.
Selamat tahun baru (Monggo dibaca ucapan tahun baru 2016 nya ya....)